Melanjutkan kuliah ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) memang menjadi cita-citaku. Oleh sebab itu, segala cara aku coba agar aku bisa masuk ke PTN pilihanku. Baik itu, jalur SNMPTN dan SBMPTN.
Karena jalur SNMPTN menggunakan nilai rapor, aku lebih mempersiapkan diri untuk mengikuti jalur SBMPTN. Kata seniorku dan teman-teman yang pernah mengikuti tes SBMPTN, soal-soal SBMPTN cukup sulit.
Salah satu tes yang cukup ditakuti banyak peserta adalah tes skolastik. Sebelumnya, aku tidak megetahui apa itu tes skolastik, kemudian setelah aku mencari tahu lebih jauh sekarang aku mengetahuinya.
Bedasarkan informasi yang aku baca, tes skolastik merupakan salah satu perubahan yang dilakukan Kemeristekdikti pada SBMPTN 2019, dari Tes Potensi Akademik (TPA). Nah, mungkin dari informasi di atas kita memiliki pertanyaan yang sama, apakah sama tes TPA dan tes skolastik?
Secara bahasa skolastik adalah sistem logika atau filsafat. Jadi, secara bahasa Tes skolastik adalah alat tes yang digunakan untuk mengukur potensi daya nalar siswa baik secara logis maupun analitis. Sementara, salah satu tujuan tes skolastik adalah untuk mengetahui bakat dan kemampuan seseorang di bidang keilmuan. Tes ini juga dapat mencerminkan tingkat kecerdasan intelektual (IQ) seseorang.
Tes yang berasal dari adopsi tes SAT (Scholastic Aptitude Tes) ini sudah menjadi standar ujian masuk Perguruan Tinggi di Amerika dan dunia. TPS memberikan informasi potensi belajar siswa sehingga dapat melengkapi hasil Tes Kemampuan Akademik (TKA) dalam SBMPTN.
Adapun kisi-kisi soal tes skolastik terbagi menjadi beberapa rincian, yakni verbal, kuantitatif, dan penalaran. Verbal berhubungan dengan masalah kata/bahasa. Misalnya, sinonim, antonim, analogi, dan wacana.
Untuk kuantitatif, memahami konsep matematika menggunakan logika angka untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan angka. Seperti, deretan angka, aritmatika, aljabar, dan geometri.
Yang terakhir adalah penalaran. Penalaran mengukur kemampuan untuk memilih dan mengordinasi informasi yang relvan, seperti logis, diagram, dan analitis.
Kemudian, hasil tes tes skolastik akan mennunjukkan informasi mengenai potensi belajar siswa. Siswa atau peserta yang memliki nilai tes skolastik yang tinggi, maka akan mempunyai prestasi belajar yang bagus.
Dengan mengetahui informasi tersebut, tentunya lebih banyak membantuku untuk mempersiapkan seleksi SBMPTN. Untuk itu, aku mulai mencari cara untuk belajar dan memahami lebih jauh mengenai soal-soal skolastik.
Sampai akhirnya aku memilih RuangGuru sebagai tempat belajarku untuk mempersiapkan tes skolastik. Mengapa memilih RuangGuru? Sebab, belajar RuangGuru sangat fleksibel, kita bisa belajar di mana saja dan kapan saja.
Tak hanya itu, RuangGuru juga memiliki ribuan soal beserta pembahasanny, yang memudahkan kita untuk berlatih, tanpa harus membeli buku kumpulan soal SBMPTN. Cara daftar bimbel di RuangGuru pun cukup mudah, kita hanya perlu mendownload aplikasinya lewat gadget lho.