Kaulinan yang artinya permainan, berasal dari kata ulin (main), dan barudak artinya adalah anak-anak, orang Jawa Tengah atau Jawa Timur menyebutnya dolanan bocah. Permainan anak-anak ini merupakan permainan yang secara tradisi sudah ada sejak dahulu.
Sebelum ada game-game permainan seperti Sega, Nintendo, Play Station, X-Box, dan era gadget serta game on line, anak-anak kecil terutama memiliki banyak permainan untuk menhabiskan waktu luang mereka.
Beberapa kaulinan barudak sunda ini memiliki keunikan tersendiri yang khas di dalamnya, yang menjadikannya berbeda dengan contoh kaulinan barudak. Hal ini dapat dilihat dari beberapa aspek berikut ini:
1. Kaulinan barudak lebih cenderung memanfaatkan fasilitas lingkungan tempat yang agak luas, sehingga ini memiliki nilai ekonomis dalam pelaksanaan hiburan.
2. Kaulinan barudak sunda memiliki nilai yang kolektif, hal ini bisa dilihat dari pelaksanaan permainan tersebut yang selalu melibatkan banyaknya orang untuk bermain.
3. Di dalam permainan barudak sunda ada beberapa aspek yang menyimpan nilai yang luhur selain untuk hiburan juga untuk orientasi kreativitas motorik tanpa mempertimbangkan aturan-aturan yang terikat, serta nilai-nilai yang berhubungan dengan aspek sosial, reaksi, dan edukasi.
Beberapa kaulinan barudak Sunda itu antara lain:
1. Ucing-ucingan
Permainan ini biasanya paling banyak dilakukan baik oleh anak laki-laki maupun perempuan. Seorang anak dipilih melalui cara pemilihan tertentu (suten, hompimpah, kacang-kacangan) menjadi ucing. Tugas seorang ucing itu ialah mengejar temannya yang lain, dan berhasil menyentuhnya. Permainan selesai jika si ucing berhasil menyentuh semua temannya.
2. Ucing Sumput
Sama seperti pada permainan ucing-ucingan, namun tugas seorang ucing disini adalah menemukan teman-temannya yang bersembunyi. Permainan selesai setelah si ucing berhasil menemukan semua temannya yang bersembunyi.
3. Anjang-anjangan
Permainan ini biasanya paling banyak dilakukan oleh anak-anak perempuan., iasanya dimainkan lebih dari satu orang. Seorang anak berperan menjadi penjual makanan, ia pura-pura memasak menggunakan daun-daunan yang dipetik di sekitarnya, sementara temannya yang menjadi pembelinya. Atau kadang berperan menjadi dokter, guru, ibu rumah tangga, atau yang lain.
4. Oray-Orayan
Permainan ini biasanya dimainkan beramai-ramai, anak laki-laki dan perempuan. Dua anak berperan sebagai penjaga dengan menautkan tangan ke atas, sedangkan teman-temannya berbaris berjalan di bawah tangan penjaga itu. Sambil bernyanyi : \”oray-orayan luar-leor ka sawah. Entong ka sawah, parena keur sedeng beukah.\” di ujung lagu, kedua penjaga menangkap anak yang persis berada di bawahnya.
5. Sapintrong
Permainan yang dimainkan oleh anak perempuan, yang menggunakan alat bantu dari karet gelang yang diuntun panjang menyerupai tali. Dua orang menainkan tali karet tersebut diputar-putar dan seorang lagi berloncat menghindari tali karet itu. Permainan biasanya dimainkan bergiliran sampai pada hitungan putaran tertentu.
6. Perang Gobang
Permainan ini dimainkan hanya oleh anak laki-laki. Mereka membuat pedang-pedangan dari bambu yang diraut halus. Layaknya para pendekar atau ksatria khayalan mereka, duel dilakukan dengan temannya yang menjadi lawan. Duel selesai jika kaki seorang anak tersentuh bagian pedang lawannya.